SATU per satu orang-orang berkostum hitam berdatangan. Ada yang naik truk, mobil pribadi, hingga angkot merangsek memasuki Mall Lucky Square Bandung yang biasanya tampak sepi. Ada yang berbeda di langit Mall Lucky Square di malam itu. Suasana yang biasanya hening, kini kian ramai dan menegangkan.
Ada pula siswa–siswa sekolahan Muthahhari binaan Tokoh Syiah Jalaluddin Rakhmat yang berjalan kaki dari Kiara Condong, melewati patung Macan, dari sekolahnya menuju Mall Lucky Square di Antapani, Bandung. Senja itu, hingga langit pekat, ratusan orang berdatangan mengikuti acara Asyuro-an yang digelar ormas Syiah Ikatan Jamaah Alhul Bait Indonesia (Ijabi), Senin (3/11/2014).
Sementara di pelataran mall, puluhan umat Islam, tergabung dari pelbagai ormas Islam di  Jabar berbaris acak, sambil terus melafadzkan takbir dengan pekik semangat, sambil membawa spanduk penolakan acara aliran Syiah yang dinyatakan kategori sesat oleh MUI ini.
Di sekeliling mereka, ratusan polisi menjaga dan memantau jalannya aksi demo. Perdua puluh pasukan disiagakan menjaga beberapa titik, mulai dari gerbang masuk, hingga pintu-pintu mall. Beberapa di antara mereka terlihat sedang berkomunikasi lewat walkie talky dengan petugas lainnya. Sementara waktu terus berdetak menggiringnya ke angka sepuluh malam, ada pula yang sebelumnya membagikan buku panduan MUI agar mewaspadai gerakan Syiah.
“Saya harap polisi mengakhiri kegiatan Syiah ini sekarang juga,” ungkap salah satu kordinator aksi, Ustadz Syarif. Sementara yang lain masih dengan semangat menakbirkan kalimat Allahu Ahad.
Tak lama kemudian, beberapa perwakilan dari ormas Islam, seperti FUI, Gardah, dan DDII Jabar duduk berembuk bersama pihak kepolisian. Sementara pihak dari Lucky Square sendiri tidak ada di tempat, katanya sudah pulang.
Melalui perwakilan Polda Jabar, Kompol Dodok, polisi sendiri tidak mengeluarkan izin dalam bentuk apa pun atas terselenggaranya kegiatan ini. Sebab surat izinnya pun baru datang beberapa jam sebelum kegiatan diselenggarakan. Namun, tambah Dodok, siapapun yang meminta pengamanan kegiatan, walaupun itu organisasi tanpa bentuk, tetap dilayani.
Ketika obrolan masih berlangsung, dalam pantauan Alhikmah.co, satu persatu peserta perayaan Asyuro itu pun turun, dengan baju hitam-hitam sebagai dresscode-nya. Beberapa ada yang mengenakan kaus yang bertuliskan Husein dalam bahasa Arab. Tak yang tua juga yang muda. Kebanyakan dari mereka masih berusia pelajar. Bahkan terlihat, dengan santainya seorang ibu memapah putra-putrinya yang masih kecil.
Beberapa peserta pun didekati oleh beberapa ormas yang sudah menunggu kedatangan mereka. Satu persatu ditanya mengenai kegiatan yang sudah mereka lakukan di lantai lima itu. Ada beberapa yang menjawab jujur, ada yang ogah-ogahan memberikan informasi.
Dari sekian banyak peserta yang turun, ada tiga anak yang sedang ditanya soal pandangan mereka terhadap para sahabat hingga cucu Nabi, Hasan dan Husein. Namun alangkah terkejutnya ketika anak-anak kecil itu menganggap bahwa Husein adalah seorang nabi.
“Ya, Nabi Husein, kenapa gitu?” tanya anak itu dengan raut polos namun tatapannya terlihat kosong.
Dari waktu ke waktu semakin banyak peserta yang turun dan beranjak pulang. Merasa tertohok dengan satu anak yang menganggap Sayidina Husein sebagai nabi, ormas pun gencar bertanya ke peserta yang lain. Banyak peserta yang berhasil ditanya, menjawab merasa tercerahkan dengan orasi dan retorika dari Jalaluddin Rakhmat. Namun sekali lagi, terlihat hanya ada tatapan kosong saat mengatakan itu.

Baca artikel  selengkapnya di PADANG KARBALA tafhadol
Walaupun tidak semua secara seragam mengatakan Sayidina Husein sebagai nabi, namun jawaban-jawaban mereka itu, baik implisit maupun eksplisit, mengultuskan bahwa Husein adalah nabi. Di balik obrolan, ada seorang Bapak dari ormas Islam yang menyaksikan jawaban-jawaban pelajar-pelajar itu. Mulutnya tercekat, namun matanya basah oleh jerit kesedihan.
Melihat semakin banyak peserta yang turun, maka semua anggota ormas Islam pun diamankan dengan dijauhkan dari peserta yang akan pulang. Beberapa peserta yang memarkirkan kendaraan di area demonstran pun dibantu dengan mengambilkan kendaraannya oleh security mall tersebut. Sementara yang lainnya diangkut sekurangnya lima dalmas dan empat bus primajasa. /Kiriman Pipin-Lesus
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: