AntiLiberalNews – Tayangan Khazanah Trans 7 dalam episode yang menjelaskan acara Idul Ghadir sangat bagus untuk ditonton oleh seluruh umat Islam, karena dalam acara tersebut memberikan penjelasan tentang upaya yang dilakukan pihak Syiah untuk merusak ajaran Islam.
“Kalau kaitannya urusan salah benar, bukan KPI yang menangani, tapi MUI. Tanyakan kepada MUI siapa yang harus minta maaf? Pasti Syiah, karena Syiah mengajarkan ideologi takfiri dan dendam kepada Ahlussunah,” tandas Dewan Pakar ICMI Malang Raya, Agus Hasan Bashori, seperti dilansir IslamPos (08/11/2013)
Terkait desakan Ikatan Jamaah Ahlul Bait (IJABI) yang meminta Trans 7 menampilkan episode ulang dengan melibatkan pihak Syiah, Agus menegaskan tuntutan itu tidak perlu dipenuhi.
“Karena Program Khazanah langsung menukil rujukan dari kitab-kitab Syiah itu sendiri,” terangnya.
Dalam literatur Syiah di Indonesia saja, nama para sahabat hanya disebutkan sebagai simbol-simbol Ahlussunah. Syiah tidak mau menyebut para sahabat tersebut sebagai simbol-simbol Islam karena mereka memiliki ideologi takfiri yang mengkafirkan para sahabat nabi.
Baca
artikel selengkapnya di PADANG
KARBALA tafhadol
“Ini kan kurang ajar, harusnya mereka yang dituntut dan minta maaf,” pungkas Agus.
Seperti diketahui forum mediasi yang disediakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait protes keras IJABI (Ikatan Jama’ah Ahlulbait Indonesia) terhadap tayangan Khazanah Trans7 tentang Idul Ghadir belum menghasilkan kesepakatan.
Dalam mediasi yang diadakan di kantor KPI, di Jl. Gajah Mada, Jakarta (07/11), delegasi IJABI bersikeras agar redaksi Khazanah Trans7 meminta maaf secara resmi terkait ulasan Idul Ghadir yang dianggap tidak cover both side, bohong dan cenderung fitnah.
Selain itu, IJABI juga menuntut agar redaksi Khazanah Trans7 menayangkan ulasan tentang ajaran Syi’ah dari kacamata ulama-ulama Syi’ah sendiri
Red : Tommy
Post A Comment:
0 comments: