Syiahindonesia.com - Pemerhati Pergerakan Islam, Ustadz Fuad Al Hazimi mengatakan banyak aktivis Islam yang tidak menyadari bahwa Syiah merupakan domain penting di dalam fitnah akhir zaman. Maka dari itu, menurutnya, sangat penting mengkaji kaitan Syiah dengan peristiwa akhir zaman.
“Syiah sangat berperan dengan munculnya Dajjal di akhir zaman,” katanya saat berbicara dalam Kajian Umum ‘Fitnah Akhir Zaman’ di Masjid Baiturrahmah, di Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada Minggu (13/12).
Dia melanjutkan, Syiah memiliki tiga peran di akhir zaman. Peran Syiah di akhir zaman itu juga bukan sembarangan.
Pertama, Syiah akan menjadi pembuka pintu firnah di akhir zaman. Menurut dia, Syiah memiliki peran dalam membunuh Umar bin Khattab RA. Sementata, Umar dikenal sebagai gemboknya fitnah (bala bencana, -red). Umar menjadi tembok penghalang munculnya fitnah di tengah umat Islam. Bila gemboknya tidak hancur, fitnah tidak akan mungkin muncul.
Mungkin, orang akan berkata bahwa Syiah belum ada pada masa Umar RA. Akan tetapi, pembunuh Umar bernama Abu Lu’lu’ Al-Majusi amat dihormati oleh Syiah.
“Syiah sangat berperan dengan munculnya Dajjal di akhir zaman,” katanya saat berbicara dalam Kajian Umum ‘Fitnah Akhir Zaman’ di Masjid Baiturrahmah, di Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada Minggu (13/12).
Dia melanjutkan, Syiah memiliki tiga peran di akhir zaman. Peran Syiah di akhir zaman itu juga bukan sembarangan.
Baca
artikel selengkapnya di PADANG
KARBALA tafhadol
Pertama, Syiah akan menjadi pembuka pintu firnah di akhir zaman. Menurut dia, Syiah memiliki peran dalam membunuh Umar bin Khattab RA. Sementata, Umar dikenal sebagai gemboknya fitnah (bala bencana, -red). Umar menjadi tembok penghalang munculnya fitnah di tengah umat Islam. Bila gemboknya tidak hancur, fitnah tidak akan mungkin muncul.
Mungkin, orang akan berkata bahwa Syiah belum ada pada masa Umar RA. Akan tetapi, pembunuh Umar bernama Abu Lu’lu’ Al-Majusi amat dihormati oleh Syiah.
Sedangkan, Nabi sejak jauh hari sudah menjelaskan bahwa Umar akan wafat dalam keadaan dibunuh. Hal itu menjadi tanda bahwa Syiah bagian dari pembunuhan tersebut.
Selain membunuh Umar, Syiah juga melakukan pengkhianatan melalui Abdullah bin Saba’, Syiah juga mengkhianati Ali bin Abi Thalib, Syiah pengkhianatan kepada Khalifah dengan mengundang Tatar.
“Lalu hari ini, orang yang mengaku Islam itu (Syiah, -red) menyebut Umar sebagai berhala Quraisy. Tapi, Abu Lu’lu’ dipanggil sebagai sang pembela agama,” paparnya.
Kedua, Syiah akan mengawali perang akhir zaman. Pertempuran melawan Syiah adalah awalnya armageddon. Dahsyatnya melawan Syiah, sampai-sampai pihak Nasrani perlu berdamai dengan umat Islam untuk menghadapi Syiah. Pihak Nasrani merasa perlu berdamai dengan umat Islam, karena fitnah Syiah begitu luar biasa bagi peradaban dunia. Bahkan, menurut hadits, perdamaian yang dilakukan dalam rangka menghadapi Syiah merupakan sebuah perjanjian damai yang saling percaya.
“Bagaimana peradaban tidak hancur, bila mereka menyebarkan ajaran sex bebas cukup dengan kata ‘aku nikahkan kamu’, nasab manusia menjadi tidak jelas,” bebernya.
Apalagi, aliran sesat yang memiliki dukungan kekuatan dari sebuah negara hanyalah kaum Syiah.
“Sementara, Syiah meyakini prinsip kekuasaan di tangan Ahlul bait atau Al-Wilayah. Mereka akan menginvasi negara untuk dikuasai,” terangnya.
Selanjutnya, peran Syiah ketiga adalah menjadi pengiring kemunculan Dajal di Isfahan, Iran. Dajjal akan muncul dari wilayah yang subur dengan kaum yang menerimanya kehadirannya, yaitu di Isfahan, Iran.
Sebenarnya, Dajjal pasukan pengiring sebenarnya bukanlah Syiah tetapi kaum Yahudi. Namun, kaum Syiah akan menjadi dinding pelindung Yahudi. Isfahan sendiri wilayah yang banyak dihuni keturunan Yahudi.
“Seperti kita tahu, Yahudi itu selalu berperang dengan perlindungan orang lain, mereka tidak berani langsung berhadapan dengan umat Islam,” tandas mantan pengajar di Islamic Society, Australia itu. (kiblat.net/syiahindonesia.com)
Selain membunuh Umar, Syiah juga melakukan pengkhianatan melalui Abdullah bin Saba’, Syiah juga mengkhianati Ali bin Abi Thalib, Syiah pengkhianatan kepada Khalifah dengan mengundang Tatar.
“Lalu hari ini, orang yang mengaku Islam itu (Syiah, -red) menyebut Umar sebagai berhala Quraisy. Tapi, Abu Lu’lu’ dipanggil sebagai sang pembela agama,” paparnya.
Kedua, Syiah akan mengawali perang akhir zaman. Pertempuran melawan Syiah adalah awalnya armageddon. Dahsyatnya melawan Syiah, sampai-sampai pihak Nasrani perlu berdamai dengan umat Islam untuk menghadapi Syiah. Pihak Nasrani merasa perlu berdamai dengan umat Islam, karena fitnah Syiah begitu luar biasa bagi peradaban dunia. Bahkan, menurut hadits, perdamaian yang dilakukan dalam rangka menghadapi Syiah merupakan sebuah perjanjian damai yang saling percaya.
“Bagaimana peradaban tidak hancur, bila mereka menyebarkan ajaran sex bebas cukup dengan kata ‘aku nikahkan kamu’, nasab manusia menjadi tidak jelas,” bebernya.
Apalagi, aliran sesat yang memiliki dukungan kekuatan dari sebuah negara hanyalah kaum Syiah.
“Sementara, Syiah meyakini prinsip kekuasaan di tangan Ahlul bait atau Al-Wilayah. Mereka akan menginvasi negara untuk dikuasai,” terangnya.
Selanjutnya, peran Syiah ketiga adalah menjadi pengiring kemunculan Dajal di Isfahan, Iran. Dajjal akan muncul dari wilayah yang subur dengan kaum yang menerimanya kehadirannya, yaitu di Isfahan, Iran.
Sebenarnya, Dajjal pasukan pengiring sebenarnya bukanlah Syiah tetapi kaum Yahudi. Namun, kaum Syiah akan menjadi dinding pelindung Yahudi. Isfahan sendiri wilayah yang banyak dihuni keturunan Yahudi.
“Seperti kita tahu, Yahudi itu selalu berperang dengan perlindungan orang lain, mereka tidak berani langsung berhadapan dengan umat Islam,” tandas mantan pengajar di Islamic Society, Australia itu. (kiblat.net/syiahindonesia.com)
Anehnya umat islam kok sebagian besar tidak tahu kalau syiah itu sesat
BalasHapus